Rabu, 02 September 2015

artikel burung merpati

Sejak jaman dahulu burung merpati, merpati balap, atau burung dara sudah dimanfaatkan oleh masyarakat untuk diambil dagingnya, untuk even lomba, untuk acara pertunjukan hingga untuk kepentingan komunikasi (merpati pos).

Daging merpati yang masih muda adalah daging yang paling disukai oleh masyarakat yang biasanya dikenal dengan istilah piyik.
Daging merpati dikenal empuk, berwarna gelap, lembab dan berada di kelas yang sama dengan daging kambing muda, daging sapi muda serta daging kepiting.
Piyik (Squab) merupakan sebutan untuk anak merpati yang berusia sekitar 25 hingga 30 hari dimana keempukan dan kelezatan dagingnya akan menurun setelah melewati usia lebih dari 30 hari.
Jika anda ingin memelihara merpati dengan tujuan produksi daging (squab) maka anda bisa memilihnya berdasarkan jumlah dari anak yang banyak, berukuran besar dan sehat dalam jangka waktu yang cukup lama.
Maka dari itu anda perlu memperhatikan beberapa sifat seperti berikut yaitu:

  • Bibit harus sehat dan tahan penyakit
  • Induk yang digunakan adalah induk yang memiliki sifat keibuan yang tinggi dan lincah
  • Sex libido pejantan tinggi yang ditunjukkan sesaat sebelum betina mulai bertelur dan terus berlangsung selama periode bertelur
  • Untuk seekor induk bisa menghasilkan anak sekitar 15 ekor dalam setiap tahun dan hal ini bisa bertahan selama 5 tahun
  • Ukuran induk tidak terlalu besar karena ukuran tubuh induk yang terlalu besar biasanya kurang produktif dan sering memecahkan telurya sendiri tanpa sengaja.
Untuk induk yang berusia 2 hingga 3 tahun biasanya memiliki jumlah anak sekitar 14 hingga 18 ekor. Sedangkan untuk induk yang berusia sekitar 4 hingga 5 tahun biasanya memiliki 10 hingga 12 ekor anakan.
Perkawinan merpati sudah bisa berlangsung sejak merpati sudah menginjak usia 5 sampai 8 bulan. Sedangkan masa puncak dari produksi telur terjadi pada usia 12 hingga 18 bulan.
Hal tersebut terus berlangsung hingga merpati menginjak usia 2-3 tahun. Usia merpati yang optimal dalam memproduksi telur adalah pada usia 5 hingga 6 tahun.
Sebelum melakukan pembelian awal hendaknya anda memperhatikan terlebih dahulu recording (catatan) produksi merpati tersebut.
Meskipun merpati yang seperti ini biasanya dijual dengan harga yang lebih mahal daripada biasanya namun merpati yang seperti ini memiliki manfaat yang lebih banyak.
Tingkah laku burung merpati yang sedang dalam masa perkawinan berbeda dengan jenis burung yang lainnya dimana memiliki semangat kawin yang sangat tinggi dan sang induk jantan juga ikut berperan dalam membuat sarang, mengerami telurnya serta membesarkan anak-anaknya yang baru saja menetas.
Merpati merupakan hewan yang setia dan sepanjang hidupnya berpasangan secara tetap, namun jika ada salah satu yang mati atau dipisahkan maka akan dicarilah pasangan lain dalam beberapa hari.
Namun jika pasangan yang sudah dipisahkan tersebut dikembalikan, maka pasangan lama akan terwujud kembali.
Maka dari itu tidak mengherankan jika anda sering menjumpai lambang sepasang merpati pada suatu kartu undangan pernikahan.
Untuk pejantan memulai dengan suatu kegiatan persiapan untuk kawin yaitu dengan cara menggembungkan temboloknya.
Setelah itu bulu-bulunya dimekarkan, sayap direbahkan lalu pejantan memperlihatkan penampilan yang tenang.
Jika merpati betina menerima pejantan tersebut maka kedua merpati tersebut mulai bersatu untuk meneruskannya.
Segera setelah kawin, merpati jantan akan mencari bahan-bahan untuk membuat sarang di dalam petak kandangnya.
Setelah sarangnya mendekati akhir penyelesaian atau sudah selesai maka induk betina akan mengeluarkan telurnya yang pertama.
Dalam 24 jam berikutnya biasanya telur yang kedua akan dikeluarkan. Tiap kali masa bertelur, biasanya induk betina bisa menghasilkan 2 butir telur.
Pengeraman akan segera dimulai dan dilakukan oleh pasangan itu, baik induk jantan ataupun induk betina.
Induk betina akan lebih sering melakukan kegiatan mengerami telur, sedangkan untuk induk jantan biasanya akan menggantikan peran induk betina untuk mengerami telur dalam waktu yang singkat yaitu dari pagi sampai siang.
Telur merpati yang akan menetas pertama kali biasanya terjadi dalam 17-18 hari yang nantinya akan diikuti oleh telur yang kedua dalam 48 jam selanjutnya.
Kebutuhan gizi untuk merpati tidak jauh berbeda dengan dengan jenis unggas yang lainnya. Satu perkecualian yaitu untuk merpati membutuhkan grit untuk membantu menggiling dan mencerna biji-bijian yang di makan.
Pakan yang baik untuk merpati adalah biji-bijian yang kering seperti jagung, karena jika diberikan biji-bijian yang masih basah merpati bisa mengalami diare yang efek jangka panjangnya bisa mengalami kematian.
Pakan merpati yang baik setidaknya mengandung kadar protein 14%. Untuk pemberian pakan biji-bijian sebaiknya sekitar 100-150 gram per ekor/hari.
Frekuensi pemberian pakan sebaiknya sebanyak 2 kali dalam sehari dengan jam yang sama yaitu pada pagi hari sekitar jam 6-9 serta serta pada jam 4 sore hingga matahari terbenam.
Untuk pemberian pakan hijauan sebaiknya sekitar 100 hingga 150 gram setiap harinya untuk masing-masing merpati.
Burung merpati yang hidup secara liar biasanya akan mencari tempat-tempat yang tinggi yang terlindung dari hujan ataupun angin serta dari ancaman hewan-hewan pemangsa.
Manusia yang memelihara merpati juga memperhatikan prinsip-prinsip tersebut dalam membuat kandang untuk merpati lalu dibuatlah versi modifikasinya.
Kandang merpati pada dasarnya terdiri dari 2 jenis, yaitu kandang single pair (pasangan tunggal) dan kandang multiple pair (pasangan ganda).
Sebaiknya kandang merpati menghadap ke arah datangnya sinar matahari, namun untuk Indonesia tidak masalah karena cahaya matahari tersedia dalam jumlah yang melimpah karena masih termasuk negara tropis.
Jika diamati dengan baik maka anda bisa menemukan berbagai kandang merpati yang ditempatkan di atas rumah ataupun depan rumah namun masih mengikuti peraturan seperti yang di atas.
Sebenarnya peralatan yang dibutuhkan untuk beternak merpati tidak mahal dan tidak sulit untuk mendapatkannya,
Peralatan standar yang dibutuhkan untuk beternak merpati diantaranya yaitu tempat minum, pakan, tempat untuk grit, tenggeran serta nesting bowl.
Untuk tempat minum, pakan dan grit anda bisa mendapatkannya di pasar-pasar burung terdekat, namun anda bisa membuatnya sendiri dari bambu jika ingin melakukan penghematan.
Sedangkan untuk pembuatan sarang sebaiknya pilih yang memiliki bentuk cekung. Bentuk yang cekung bisa membuat merpati merasa nyaman untuk mengerami telurnya serta untuk menghindari kemungkinan terjatuhnya anaknya yang masih kecil.
Tips pemeliharaan merpati
Burung merpati tidak jauh berbeda dengan jenis burung yang lainnya yaitu mudah terkejut jika ada suara yang keras.
Maka dari itu sebaiknya usahakan untuk tidak membuatnya kaget terutama jika induk sedang mengerami telurnya pada malam hari.
Suara yang mengejutkan bisa mengakibatkan induk kabur hingga pagi hari sehingga telur-telur yang dierami akan kehilangan panas sepanjang malam itu sehingga mengakibatkan kematian embrio.
Jika ada telur yang retak, ukurannya tidak normal atau terlalu kecil maka sebaiknya disingkirkan saja sehingga pasangan induknya bisa segera menghasilkan telur lagi.
Setelah sekitar 17-18 hari pengeraman, anda bisa memastikan bahwa telur tersebut sudah menetas dan anak yang menetas normal yang pada umumnya mata masih terpejam dan badan masih belum berbulu.
Jika ternyata telur yang menetas hanya satu ekor saja maka anda bisa menunggu hingga 2-3 hari lagi.
JIka memang ternyata anakan yang menetas hanya satu ekor maka pemeliharaannya bisa tetap pada induk tersebut atau bisa juga dengan dititipkan pada induk yang lain yang juga memiliki anak cuma 1 ekor juga.
Dengan demikian pasangan yang anaknya dititipkan pada pasangan lain juga mulai bisa menghasilkan telur lagi.
Setelah umur 10 hari, anak merpati perlu di amati lagi. Mata anak merpati akan mulai terbuka dan bulu mulai tumbuh.
Pada tahap ini anak merpati mulai memanfaatkan biji-bijian bersamaan dengan susu merpati dari induknya.
Pada usia 25 hari anak-anak dipilih mana yang bisa segera dipotong atau dijual. Penjualan biasanya dilakukan pada usia 26-30 hari.

Standar untuk menetapkan kapan anak sudah bisa dijual atau belum apabila anak telah tumbuh bulu-bulu jarum di bawah sayap dan di badannya. Apabila bulu jarum itu belum lengkap maka penjualan bisa ditunda 2-3 hari ke depan

Rabu, 26 Agustus 2015



Makalah yang berjudul Bahaya Narkoba Bagi Remaja ini saya tujukan kepada para remaja, Pelajar ataupun pada khalayak ramai yang membaca makalah ini agar bisa mengerti tentang bagaimana bahaya narkoba yang bisa membuat kita lalai dalam hal apapun. Dengan harapan yang maka semoga makalah yang sedemikian singkat ini bisa membantu dan menambah wawasan anda tentang pengertian dan bahaya narkoba itu sendiri

TujuanPenyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang di kalangan generasi muda dewasa ini kian meningkat. Maraknya penyimpangan perilaku generasi muda tersebut, dapat membahayakan keberlangsungan hidup bangsa ini di kemudian hari. Karena pemuda sebagai generasi yang diharapkan menjadi penerus bangsa, semakin hari semakin rapuh digerogoti zat-zat adiktif penghancur syaraf. Sehingga pemuda tersebut tidak dapat berpikir jernih. Akibatnya, generasi harapan bangsa yang tangguh dan cerdas hanya akan tinggal kenangan. Sasaran dari penyebaran narkoba ini adalah kaum muda atau remaja.

2.1. Pengertian dan macam-macam narkoba

Menurut WHO (1982), semua zat padat, cair maupun gas yang dimasukan kedalam tubuh yang dapat merubah fungsi dan struktur tubuh secara fisik maupun psikis tidak termasuk makanan, air dan oksigen dimana dibutuhkan untuk mempertahankan fungsi tubuh normal

Disini akan kami jelaskan tentang jenis-jenis narkoba, yaitu diantaranya adalah :
  • Narkotika adalah Zat / obat yang berasal dari tanaman atau sintetis maupun semi sintetis yang dapat menurunkan kesadaran, hilangnya rasa , mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan
  • Psikotropika Zat/obat alamiah atau sintetis bukan narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku
  • Zat adiktif adalah Bahan lain bukan narkotika atau psikotropika yang pengunaannya dapat menimbulkan ketergantungan baik psikologis atau fisik. Mis : Alkohol , rokok, cofein  

2.2. Bahaya Narkoba Bagi Remaja atau Pelajar

Penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang di kalangan generasi muda dewasa ini kian meningkat Maraknya penyimpangan perilaku generasi muda tersebut, dapat membahayakan keberlangsungan hidup bangsa ini di kemudian hari. Karena pemuda sebagai generasi yang diharapkan menjadi penerus bangsa, semakin hari semakin rapuh digerogoti zat-zat adiktif penghancur syaraf. Sehingga pemuda tersebut tidak dapat berpikir jernih. Akibatnya, generasi harapan bangsa yang tangguh dan cerdas hanya akan tinggal kenangan.Sasaran dari penyebaran narkoba ini adalah kaum muda atau remaja. Kalau dirata- ratakan, usia sasaran narkoba ini adalah usia pelajar, yaitu berkisar umur 11 sampai 24 tahun. Hal tersebut mengindikasikan bahwa bahaya narkoba sewaktu- waktu dapat mengincar anak didik kita kapan saja.

Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat-obatan terlarang.

Sementara nafza merupakan singkatan dari narkotika, alkohol, dan zat adiktif lainnya (obat-obat terlarang, berbahaya yang mengakibatkan seseorang mempunyai ketergantungan terhadap obat-obat tersebut). Kedua istilah tersebut sering digunakan untuk istilah yang sama, meskipun istilah nafza lebih luas lingkupnya.

Narkotika berasal dari tiga jenis tanaman, yaitu (1) candu, (2) ganja, dan (3) koka. Ketergantungan obat dapat diartikan sebagai keadaan yang mendorong seseorang untuk mengonsumsi obat-obat terlarang secara berulang-ulang atau berkesinambungan.

Apabila tidak melakukannya dia merasa ketagihan (sakau) yang mengakibatkan perasaan tidak nyaman bahkan perasaan sakit yang sangat pada tubuh (Yusuf, 2004: 34). Di Indonesia, pencandu narkoba ini perkembangannya semakin pesat. Para pencandu narkoba itu pada umumnya berusia antara 11 sampai 24 tahun. Artinya usia tersebut ialah usia produktif atau usia pelajar. 

Pada awalnya, pelajar yang mengonsumsi narkoba biasanya diawali dengan perkenalannya dengan rokok.

Karena kebiasaan merokok ini sepertinya sudah menjadi hal yang wajar di kalangan pelajar saat ini. Dari kebiasaan inilah, pergaulan terus meningkat, apalagi ketika pelajar tersebut bergabung ke dalam lingkungan orang-orang yang sudah menjadi pencandu narkoba. Awalnya mencoba, lalu kemudian mengalami ketergantungan. Bahaya bagi pelajar

Di Indonesia, pencandu narkoba ini perkembangannya semakin pesat. Para pencandu narkoba itu pada umumnya berusia antara 11 sampai 24 tahun. Artinya usia tersebut ialah usia produktif atau usia pelajar.

Pada awalnya, pelajar yang mengonsumsi narkoba biasanya diawali dengan perkenalannya dengan rokok.

Karena kebiasaan merokok ini sepertinya sudah menjadi hal yang wajar di kalangan pelajar saat ini. Dari kebiasaan inilah, pergaulan terus meningkat, apalagi ketika pelajar tersebut bergabung ke dalam lingkungan orang-orang yang sudah menjadi pencandu narkoba. Awalnya mencoba, lalu kemudian mengalami ketergantungan.

Dampak negatif penyalahgunaan narkoba terhadap anak atau remaja (pelajar) adalah sebagai berikut:

• Perubahan dalam sikap, perangai dan kepribadian,
• Sering membolos, menurunnya kedisiplinan dan nilai-nilai pelajaran,
• Menjadi mudah tersinggung dan cepat marah,
• Sering menguap, mengantuk, dan malas,
• Tidak memedulikan kesehatan diri,
• Suka mencuri untuk membeli narkoba

2.3. Upaya Pencegahan Menggunakan Narkoba

Upaya pencegahan terhadap penyebaran narkoba di kalangan pelajar, sudah seyogianya menjadi tanggung jawab kita bersama. Dalam hal ini semua pihak termasuk orang tua, guru, dan masyarakat harus turut berperan aktif dalam mewaspadai ancaman narkoba terhadap anak-anak kita.

Adapun upaya-upaya yang lebih kongkret yang dapat kita lakukan adalah melakukan kerja sama dengan pihak yang berwenang untuk melakukan penyuluhan tentang bahaya narkoba, atau mungkin mengadakan razia mendadak secara rutin.

Kemudian pendampingan dari orang tua siswa itu sendiri dengan memberikan perhatian dan kasih sayang. Pihak sekolah harus melakukan pengawasan yang ketat terhadap gerak-gerik anak didiknya, karena biasanya penyebaran (transaksi) narkoba sering terjadi di sekitar lingkungan sekolah.

Yang tak kalah penting adalah, pendidikan moral dan keagamaan harus lebih ditekankan kepada siswa.

Karena salah satu penyebab terjerumusnya anak-anak ke dalam lingkaran setan ini adalah kurangnya pendidikan moral dan keagamaan yang mereka serap, sehingga perbuatan tercela seperti ini pun, akhirnya mereka jalani.

Oleh sebab itu, mulai saat ini, kita selaku pendidik, pengajar, dan sebagai orang tua, harus sigap dan waspada, akan bahaya narkoba yang sewaktu-waktu dapat menjerat anak-anak kita sendiri. Dengan berbagai upaya tersebut di atas, mari kita jaga dan awasi anak didik kita, dari bahaya narkoba tersebut, sehingga harapan kita untuk menelurkan generasi yang cerdas dan tangguh di masa yang akan ating dapat terealisasikan dengan baik

3.1. Kesimpulan

Dari makalah di atas bisa ditarik kesimpulan bahwa :

1) Narkoba adalah barang yang sangat berbahaya dan bisa merusak susunan syaraf yang bisa merubah sebuah kepribadian seseorang menjadi semakin buruk
2) Narkoba adalah sumber dari tindakan kriminalitas yang bisa merusak norma dan ketentraman umum.
3) Menimbulkan dampak negative yang mempengaruhi pada tubuh baik secara fisik maupun psikologis


tercemar dengan bahan berbahaya bagi jiwa dan kesehatannya. Karena dari hasil pemeriksaan laboratorium dari biscuit tersebut mengandung racun yang berbahaya yaitu Anion Nitrit (NO2).
Sebab, penyalahgunaan narkoba bisa membahayakan bagi keluarga, masyarakat, dan masa depan bangsa. Bahaya penyalahgunaan narkoba bagi tubuh manusia. Secara umum semua jenis narkoba jika disalahgunakan akan memberikan empat dampak sebagai berikut:
1. Depresan
Pemakai akan tertidur atau tidak sadarkan diri.
2. Halusinogen
Pemakai akan berhalusinasi (melihat sesuatu yang sebenarnya tidak ada).
3. Stimulan
Mempercepat kerja organ tubuh seperti jantung dan otak sehingga pemakai merasa lebih bertenaga untuk sementara waktu. Karena organ tubuh terus dipaksa bekerja di luar batas normal, lama-lama saraf-sarafnya akan rusak dan bisa mengakibatkan kematian.
4. Adiktif
Pemakai akan merasa ketagihan sehingga akan melakukan berbagai cara agar terus bisa mengonsumsinya. Jika pemakai tidak bisa mendapatkannya, tubuhnya akan ada pada kondisi kritis (sakaw).
Adapun bahaya narkoba berdasarkan jenisnya adalah sebagai berikut:
1. Opioid:r
* depresi berat
* apatis
* rasa lelah berlebihan
* malas bergerak
* banyak tidur
* gugup
* gelisah
* selalu merasa curiga
* denyut jantung bertambah cepat
* rasa gembira berlebihan
* banyak bicara namun cadel
* rasa harga diri meningkat
* kejang-kejang
* pupil mata mFengecil
* tekanan darah meningkat
* berkeringat dingin
* mual hingga muntah
* luka pada sekat rongga hidung
* kehilangan nafsu makan
* turunnya berat badan
2. Kokain
* denyut jantung bertambah cepat
* gelisah
* rasa gembira berlebihan
* rasa harga diri meningkat
* banyak bicara
* kejang-kejang
* pupil mata melebar
* berkeringat dingin
* mual hingga muntah
* mudah berkelahi
* pendarahan pada otak
* penyumbatan pembuluh darah
* pergerakan mata tidak terkendali
* kekakuan otot leher
3. Ganja
* mata sembab
* kantung mata terlihat bengkak, merah, dan berair
* sering melamun
* pendengaran terganggu
* selalu tertawa
* terkadang cepat marah
* tidak bergairah
* gelisah
* dehidrasi
* tulang gigi keropos
* liver
* saraf otak dan saraf mata rusak
* skizofrenia
4. Ectasy
* enerjik tapi matanya sayu dan wajahnya pucat,
* berkeringat
* sulit tidur
* kerusakan saraf otak
* dehidrasi
* gangguan liver
* tulang dan gigi keropos
* tidak nafsu makan
* saraf mata rusak
5. Shabu-shabu:
* enerjik
* paranoid
* sulit tidur
* sulit berfikir
* kerusakan saraf otak, terutama saraf pengendali pernafasan hingga merasa sesak nafas
* banyak bicara
* denyut jantung bertambah cepat
* pendarahan otak
* shock pada pembuluh darah jantung yang akan berujung pada kematian.
6. Benzodiazepin:
* berjalan sempoyongan
* wajah kemerahan
* banyak bicara tapi cadel
* mudah marah
* konsentrasi terganggu
* kerusakan organ-organ tubuh terutama otak
Perilaku pemakai untuk mendapatkan narkoba
* melakukan berbagai cara untuk mendapatkan narkoba secara terus-menerus
* Pemakai yang sudah berada pada tahap kecanduan akan melakukan berbagai cara untuk bisa mendapatkan narkoba kembali. Misalnya, pelajar bisa menggunakan uang sekolahnya untuk membeli narkoba jika sudah tidak mempunyai persediaan uang.
* Bahkan, mereka bisa mencuri uang dari orangtua, teman, atau tetangga. Hal tersebut tentu akan mengganggu stabilitas sosial.
* Dengan kondisi tubuh yang rusak, mustahil bagi pemakai untuk belajar, bekerja, berkarya, atau melakukan hal-hal positif lainnya.